SMP Negeri 1 Bendo

SBENSA JAYA LUAR BIASA

YENI TIYAS SAFITRI, S.Psi

BEST PRACTICE

MENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN  LAYANAN KONSELING INDIVIDU

MELALUI TEKNIK Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) DENGAN METODE SELF TALK

Disusun oleh:

YENI TIYAS SAFITRI,S.Psi.

NIM 23021141338

PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 3

BIMBINGAN KONSELING

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2024

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Motivasi belajar memiliki peranan penting dalam  memberikan semangat dan rasa senang untuk belajar dalam diri seseorang. Peserta didik dengan motivasi belajar yang tinggi biasanya lebih mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar,  akan bersungguh-sungguh sampai mampu memahami apa yang dipelajari, dan mendapatkan hasil belajar dengan nilai yang tinggi dan memuaskan.  Menurut Badaruddin, Achmad (2012 : 20),  motivasi belajar adalah dorongan dari diri siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya pemahaman materi atau pengembangan belajar. Menurut Sardiman (2018), siswa terlihat memiliki motivasi belajar jika telah menunjukkan beberapa sikap sebagai berikut : semangat dan rajin dalam menghadapi tugas, gigih saat menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam penyelesaian persoalan, tidak mudah jenuh pada tugas yang sam, mampu bertahan dengan argumennya apabila sudah merasa yakin pada suatu hal.

Peran orangtua dalam pendidikan anak menurut Gan & Bilige (2019) dapat diartikan sebagai bentuk bantuan dan dukungan  kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sperti membantu tugas sekolah, menanggapi prestasi akademik dari siswa, melakukan komunikasi antara orangtua dan guru terkait perkembangan belajar siswa dan menyediakan lingkungan belajar yang mendukung.   Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, salah satunya kondisi psikis. Hal ini dapat terlihat jika seseorang kondisi psikisnya tidak bagus misalnya sedang stres atau gangguan emosi lainnya maka motivasi diri yang akan ditimbulkan juga akan menurun tetapi sebaliknya jika kondisi psikologis seseorang dalam keadaan bagus, gembira, atau  menyenangkan maka kecenderungan motivasi diri untuk belajar yang di timbulkan juga akan tinggi dan baik.  

Masalah rendahnya motivasi belajar yang  disebabkan oleh faktor kondisi psikis, maslaah keluarga dan masalah dengan lingkungan ini terjadi di SMP Negeri 1 Bendo pada konseli dengan inisial X dari kelas VIII A tahun ajaran 2023/2024 yang memiliki kesulitan belajar padahal X merupakan siswa yang memiliki prestasi belajar yang sangat baik. Hal ini didapatkan berdasarakan pengerjaan DCM, observasi,wawancara pada guru mapel serta wali kelas kemudian ditemukan 1 peserta didik yang segera membutuhkan konseling individu. Berdasarkan pemaparan tersebut, permasalahan yang dialami peserta didik adalah motivasi belajar yang rendah yang disebabkan baik dari dalam dirinya sendiri  maupun  dari   lingkungan   sekitarnya. Sehingga membuatnya  memiliki  pikiran negatif  tentang dirinya dan orang lain yang akhirnya mengganggu kegiatan belajarnya, maka pikiran tersebut harus  diganti dengan pikiran positif kemudian di ucapkannya sebagai penguat sehingga diharapkan dapat  memunculkan tindakan yang positif pula termasuk motivasi belajar yang ada pada diri peserta didik menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menanggapi kondisi yang terjadi, membuat praktik ini penting untuk dilaksanakan karena permasalahan tersebut harus   segera dicarikan solusi pemecahannya. Dalam menentukan alternatif solusi yang tepat, guru BK telah melakukan berbagai inovasi layanan hingga ditemukan alternatif solusi yang relevan. Dengan  demikian,  upaya  yang  dilakukan  guru BK dalam mengatasi rendahnya motivasi belajar, dengan memberikan bantuan layanan pengentasan pada konseli X berupa layanan konseling individu menggunakan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dengan teknik Self Talk. Self-Talk merupakan tindakan atau praktek berbicara dengan diri sendiri, baik dengan suara keras maupun  diam-diam yang melibatkan mental.  

Proses layanan konseling individu menggunakan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dengan teknik Self Talk ini dapat menjadi referensi yang relevan dalam upaya pencegahan atau pengentasan untuk mengatasi rendahnya motivasi belajar siswa yang disebabkan oleh faktor kondisi psikis konseli karena memiliki pikiran- pikiran irasional

B. TUJUAN

Dalam pengimplementasian praktik ini, saya berperan  sebagai Konselor, bertanggung jawab untuk bisa  melakukan kegiatan layanan BK secara efektif dan maksimal dengan menggunakan strategi, model dan teknik layanan BK yang inovatif dan kreatif agar peserta   didik dapat memahami tentang maksud dan tujuan dari layanan yan diberikan, membantu mengentaskan  permasalahan-permasalahan pada diri peserta didik sehingga tujuan dari pembelajaran itu sendiri juga hasil belajar peserta didik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.  

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan layanan. Perangkat layanan Bimbingan dan Konseling, seperti: Analisis Kebutuhan Peserta Didik, DCM, RPL, Media Layanan, LKPD dan  Intrument layanan merupakan sarana penunjang keberhasilan layanan. Kemudian dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling, guru BK senantiasa menggunakan kompetensi yang dimiliki sebagai bentuk tanggung jawab, seperti yang tertuang dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan  tugas keprofesionalan. Serta berpaku  pada azas Bimbingan dan Konseling, utamanya azas kerahasian, keterbukaan, kemandirian, dan kekinian Permasalahan yang terjadi dan saya alami di lingkup kelas  atau sekolah saya di SMP Negeri 1 Bendo mungkin juga terjadi kepada Bapak/Ibu guru lain. Oleh  karena itu, harapan saya selain ini  menjadi motivasi dan  solusi untuk saya pribadi, juga ingin membagikan  praktik baik   

C. MANFAAT

ini agar bisa dijadikan motivasi juga referensi bagi   rekan-rekan guru BK yan mengalami hal dengan  permasalahan peserta didik yang sama. Sehingga    memberikan dampak positif atau perubahan-perubahan/inovasi pada kegiatan layanan konseling yang  akan dilakukan ke depannya

PEMBAHASAN

A. SITUASI

Masalah rendahnya motivasi belajar yang   disebabkan oleh faktor kondisi psikis,keluarga dan lingkungan ini terjadi di SMP Negeri 1 Bendo pada konseli dengan inisial X dari kelas VIII A tahun ajaran 2023/2024 yang memiliki kesulitan belajar padahal X merupakan siswa yang memiliki prestasi belajar yang sangat baik. Dari hasil identifikasi masalah melalui : Analisis DCM (Daftar Check Masalah) secara klasikal diperoleh 32 jawaban siswa mengenai masalah kebiasaan belajar.  Berdasarkan hal tersebut, dilaksanakan wawancara kepada semua peserta didik yang memiliki masalah kebiasaan belajar. Dari hasil analisis kajian literatur dan wawancara yang menjadi akar penyebab masalah dari kesulitan belajar siswa adalah rendahnya motivasi belajar siswa.

Dari hasil wawancara dengan peserta didik terkait dengan hasil analisis Daftar Check Masalah yang telah disebarkan di kelas VIII A, didapatkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan belajar yang disebabkan oleh  permasalahan kondisi psikis peserta didik dari adanya pikiran negatif atau irasional karena X merasa sulit menerima hasil belajar yang rendah (pada  raport Semester 1), permasalahan dengan orangtua yang menikah lagi, mudah  merasa tersaingi oleh nilai ulangan teman yang lebih tinggi sehingga menyebabkan dirinya merasa gagal, sering mengatakan dirinya bodoh karena hasil belajar yang  didapatkan tidak sesuai dengan ekspektasinya, memiliki angggapan bahwa  untuk apa belajar apabila nilai yang di dapatkan rendah, dan selalu takut jika nantinya orang tua merasa kecewa atas hasil belajar yang ia dapatkan. Perasaan tersebut dapat mempengaruhi semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang menyebabkan ia memiliki motivasi belajar yang rendah. Ada beberapa pihak yang ikut terlibat dalam pelaksanaan konseling individual, yaitu:

  1. Peserta didik/ konseli X sebagai sentral dalam         proses pemberian layanan konseling individu.
  2. Ketika pelaksanaan identifikasi  masalah,  wali  kelas dan guru mata pelajaran telibat aktif dalam    memberikan informasi mengenai perkembangan peserta didik di kelas. Sehingga terhimpun data yang lengkap sebelum memberikan layanan pada peserta didik.
  3. Kerjasama dengan orang tua peserta didik untuk mengetahui kondisi ketika peserta didik di rumah.
  4. Rekan Sejawat  yang  telah  membantu  sebagai  juru kamera dalam proses pengambilan video praktik layanan konseling individu ini.

TANTANGAN

Setelah dilakukan identifikasi masalah maka muncul beberapa tantangan yang terjadi yaitu :

  1. Menentukan jadwal pelaksanaan konseling individu bersama konseli, karena ada bertepatan dengan hari ulangtahun sekolah karena konseli ikut kegiatan pensi.
  2. Memilih penggunaan media layanan BK yang  menarik, terkait dengan permasalahan yang dialami dan mudah dipahami oleh konseling.
  3. Menentukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat untuk digunakan dalam pelaksanaan konseling Individu teknik Self-Talk, karena ini pertama kalinya bagi penulis menerapkan pendekatan REBT teknik Self Talk untuk menangani permasalahan motivasi belajar peserta didik.

AKSI

         Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Mengikuti jadwal yang ditentukan oleh konseli dan membuat kesepakatan waktu dalam hal pelaksanaan konseling individu.
  2. Memilih media layanan konseling individu yang menarik, sesuai dengan permasalahan yang ada dan mudah dipahami oleh konseli dengan memanfaatkan gambar/cerita, video Youtube yang sesuai dengan cakupan materi layanan yang ditayangkan dalam bentuk slide powerpoint.

Strategi yang digunakan dalam kegiatan layanan konseling individu  adalah

  1. Menggunakan pendekatan konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) yaitu pendekatan konseling yang berorientasi pada tindakan yang berfokus pada membantu orang dalam menghadapi keyakinan irasional dan  belajar bagaimana mengelola emosi, pikiran, dan perilaku mereka dengan cara yang lebih sehat dan realistis. Ketika orang memegang keyakinan irasional tentang diri mereka sendiri atau dunia, masalah dapat terjadi. Tujuan dari konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah untuk membantu orang mengenali dan mengubah  keyakinan dan pola berpikir negatif tersebut untuk mengatasi  masalah psikologis dan tekanan mental.
  2. Melaksanakan kegiatan layanan konseling individu yang berpusat  pada peserta didik, memberikan penjelasan mengenai teknik  konseling  yang cocok dengan permasalahan konseli dengan cara yang menarik, menginspirasi, inovatif serta memberikan motivasi kepada konseli  agar memiliki semangat untuk menyelesaikan permasalahan motivasi belajarnya.

Teknik konseling yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar konseli adalah Teknik Self Talk. Teknik Self Talk merupakan bagian dari pendekatan REBT (Rational Emotif Behaviour Therapy) yaitu salah satu bentuk terapi  kognitif, emosi dan perilaku. Teknik self talk adalah  suatu  teknik yang dapat digunakan untuk menyangkal keyakinan yang tidak masuk akal dan mengembangkan pemikiran yang  lebih positif, yang akan menghasilkan self talk yang lebih positif. Self talk diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan seseorang berbicara kepada dirinya sendiri yang dilakukan baik dengan cara berteriak ataupun dengaan berbicara normal seperti pada umumnya  dengan mengucapkan kata-kata atau kalimat yang  positif.

Proses pelaksanaan kegiatan layanan konseling individu :

  1. Identifikasi Kasus. Guru BK melaksanakan identifikasi awal dengan menyebarkan AKPD dan DCM, menganalisis hasilnya dan  melaksanakan wawancara terhadap konseli yang akan diberikan  layanan konseling individu terkait permasalahan yang dimiliki.
  2. Berkoordinasi dengan wali kelas dan guru mata pelajaran untuk mengetahui kondisi konseli di kelas. 
  3. Implementasi pelaksanaan layanan konseling individu dengan  peserta didik X, adalah sebagai berikut:
    1. Pada tahap awal layanan konseling individu, konselor menciptakan suasana yang nyaman dan  dapat dipercaya, menjelaskan tujuan, asas-asas, peran konselor dan konseli dalam pelaksanaan konseling individu serta mengawali kegiatan dengan  berdoa bersama konseli.
    1. Pada tahap peralihan, konselor menyampaikan kesepakatan  waktu dan kesiapan konseli dalam mengikuti layanan konseling individu. Setelah konseli menyatakan siap untuk mengikuti layanan konseling individu baru kemudian dilanjutkan pada tahap inti.
    1. Tahap Inti. Konselor melaksanakan Identifikasi Masalah  dengan menyampaikan apersepsi mengenai hasil identifikasi  awal  dari masalah konseli.
    1. Konselor melakukan Diagnosa yaitu menemukan faktor  penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya permasalahan konseli dengan hasil

bahwa X memiliki pikiran-pikiran irasional yang menyebabkan motivasi belajarnya rendah. Pada tahap diagnosa ini  dilaksanakan juga Tahap  Mendengarkan Self Talk negatif yang  disampaikan oleh konseli dari pikiran-pikiran  irasional yang ada pada dirinya.

  • Konselor melaksanakan tahap Prognosis , yaitu menanyakan  kesediaan konseli untuk dibantu menghilangkan pikiran-pikiran irasional yang ada pada dirinya, meminta konseli untuk  menonton video mengenai “Stop Berbicara Negatif Pada Diri Sendiri” yang tersedia pada PPT dengan link https://youtube.com/watch?v=VMKlx_8YjrY&si=En SIkaIECMiOmarE , meminta konseli untuk  menganalisis video agar mampu mamahami perasaannya terkait dengan permasalahan dirinya, melakukan refleksi perasaan dan penguatan/motivasi terhadap konseli.
  • Pada tahap Treatment ini, konselor menjelaskan  teknik yang akan  digunakan sebagai solusi untuk mengentaskan permasalahan yang ada pada diri konseli yaitu Teknik Self Talk. Memberikan LKPD kepada konseli dan menjelaskan tahap-tahap yang akan dilaksanakan selanjutnya. Di tahap ini konselor meminta  konseli untuk :
    • Menuliskan self talk negatif yang ada pada dirinya di lembar LKPD, kemudian membacanya dengan lantang (Tahap Menuliskan Self Talk Negatif)
    • Konselor membimbing konseli untuk menuliskan self talk positif di LKPD (Tahap Mengubah Self Talk Negatif ke Self Talk Positif) kemudian membacanya  dengan lantang
    • Mengajak konseli menonton video tentang “Manfaat Self Talk  bagi kesehatan mentalmu (Dialog dengan diri sendiri)” pada link: https://youtube.com/watch?v=U1vUrD8Tw4&si= EnSIkaIECMiOmarE, kemudian meminta  konseli menganalisis video tersebut dan didapatkan hasil : “Jika saya berkata positif pada diri sendiri ketika menghadapi suatu kesulitan saya dapat menghilangkan  pikiran-pikiran irational yang muncul.”
  • Menanyakan kesanggupan konseli apakah konseli merasa yakin untuk dapat menerapkan self talk positif yang telah dituliskan di LKPD. Konseli menyatakan yakin terhadap dirinya untuk dapat menerapkan menerapkan  self  talk  positif  yangtelah dituliskan di LKPD  (Tahap Menetapkan Self Talk Positif)

g. Pada tahap penutup dari kegiatan layanan konseling individu, konselor meminta kepada konseli untuk menyimpulkan kembali hal-hal apa saja yang sudah dilaksanakan dalam konseling, memberikan apresiasi pada kesimpulan yang telah dikemukakan oleh konseli, menanyakan rencana konseli selanjutnya dalam hal meningkatkan motivasi belajarnya dengan menggunakan teknik self  talk yang telah ditetapkan, menyepakati bersama pertemuan selanjutnya sebagai tindak lanjut apabila dibutuhkan serta konselor membuka diri dalam melayani konseli mengatasi permasalahan ke depannya.

5. Evaluasi dan Follow Up. Konselor memberikan instrumen evaluasi  hasil layanan konseling individu kepada konseli untuk diisi setelah layananselesai dilakukan. Konselor menganalisis penilaian proses dan hasil dari layanan konseling individu yang dilakukan

REFLEKSI

         Dampak dari aksi yang dilakukan :

  1. Konselor mendapatkan pengalaman dan tambahan pengetahuan  serta keterampilan terkait pelaksanaan layanan konseling individu dengan menggunakan pendekatan REBT  teknik  self talk untuk mengatasi masalah motivasi belajar siswa.
  2. Pemberian materi melalui pemanfaatan video sebagai media inovatif dapat membuat peserta didik lebih mudah memahami teknik layanan konseling individu yang akan dilaksanakan serta dapat melihat  secara langsung contoh dari permasalahan yang dialami dengan  memilah/menganalisis perilaku yang ditampilkan dalam media  layanan.
  3. Dengan pemberian apresiasi, refleksi,empati kepada   konseli dalam  pelaksanaan layanan konseling individu, dapat memberi motivasi  untuknya dalam mengatasi permasalahan yang ada pada diri konseli  tersebut.
  4. Adanya koordinasi dengan konseli untuk menetapkan waktu waktu dalam pemberian layanan berdampak  pada terlaksanya layanan konseling individu yang direncanakan  sesuai dengan yang diharapkan.
  5. Dari hasil tindak lanjut, Guru BK dapat dengan mudah berkolaborasi dengan orang terdekat (Orang Tua/Teman/Wali Kelas) terkait dengan perubahan- perubahan yang tampak pada diri peserta didik dalam hal mengatasi motivasi belajarnya yang rendah
  6. Berdasarkan evaluasi hasil kegiatan   konseling, pada kuesioner motivasi belajar menunjukkan skor 95 dari skor maksimal yaitu 100, yang mana skor ini masuk dalam kriteria sangat baik. Sehingga, praktik layanan konseling individu menggunakan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dengan teknik Self Talk ini dapat menjadi referensi yang relevan dalam upaya pencegahan atau pengentasan  untuk mengatasi rendahnya motivasi belajar siswa yang disebabkan oleh faktor kondisi psikis konseli karena memiliki pikiran-pikiran  irasional.
  • Hasil dari aksi layanan konseling individu yang dilakukan :
  • Penerapan Layanan Konseling Individu dengan Pendekatan REBT teknik Self Talk terbukti efektif untuk mengatasi rendahnya motivasi belajar siswa yang disebabkan oleh adanya pikiran-pikiran irasional pada diri konseli dengan inisial X kelas VIII A SMP Negeri 1 Bendo tahun ajaran 2023/2024. Keberhasilan layanan konseling individu yang telah dilakukan ditunjukkan dengan kriteria keberhasilan yang tampak segera, diantaranya :
  • Konseli telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi,
  • Konseli telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi, konseli telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance),
  • Konseli dapat menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional untuk mengatasi permasalahannya dengan menerapkan teknik self talk.
  • Konseli mampu mengikuti seluruh tahap kegiatan layanan konseling individu dengan baik dan sudah mencapai tujuan dari layanan. Hal ini juga dipengaruhi oleh pemilihan model, pendekatan dan teknik dalam layanan konseling individu sesuai dengan kebutuhan siswa melalui identifikasi masalah.

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan :

1. Melihat keefektifan layanan konseling individu dengan teknik self talk ini, mendapatkan respon positif dari rekan sejawat untuk menerapkan teknik yang sama dalam upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang disebabkan oleh adanya pikiran irasional pada diri peserta didik.

  • Feedback dari orang tua peserta didik sangat antusias dan mendukung penuh pelaksanaan layanan konseling individu yang bermanfaat ini, tidak saja berimbas kepada siswa tetapi orang-orang terdekat dan akan dijadikan contoh pola asuh yang baik bagi orang tua.

Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan :

  • Keberhasilan layanan  konseling dikarenakan  guru BK mengerahkan segala kompetensi dan keterampilan yang  dimiliki yaitu kewibawaan, etika, peduli, motivator, penguasaan model dan teknik konseling.
  • Kesiapan guru BK yang maksimal dari tahap persiapan sampai  berakhirnya pelaksanaan layanan konseling individu sehingga terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
  • Kerjasama yang baik dengan peserta didik sehingga layanan berjalan sesuai dengan jadwal yang telah  ditetapkan.
  • Serta    hasil     dari     evaluasi     proses  sangat  baik,

meliputi: konseli terlibat secara aktif dalam kegiatan konseling, konseli memiliki antusiasme yang tinggi

dalam mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi, konseli mampu  mengungkapkan permasalahannya dengan jujur dan alokasi waktu  pemberian layanan konseling individu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

KESIMPULAN

  1. Berdasarkan Konseling Individu yang telah dilaksanakan, Konseli telah mengalami perubahan. Sebelum diadakan Konseling individu, Konseli memiliki Motivasi Belajar yang Rendah, setelah diadakan Konseling individu mengalami peningkatan motivasi belajar yang tinggi.
  2. Konseli mampu menyadari bahwa perilaku yang dilakukan selama ini sebelum diadakan Konselig Individu adalah perilaku yang tidak baik dilakukan.
  3. Konseli dapat menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional untuk mengatasi permasalahannya dengan menerapkan teknik self talk

DAFTAR PUSTAKA

Badaruddin, Achmad. 2012. Peningkatan motivasi belajar melalui konseling individul. Abe Kreatilifindo: Jakarta

Sardiman, A.M. (2018). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , Depok : Rajagrafindo.

Terlampir

Website SMP Negeri 1 Bendo (https://smpn1bendo-magetan.sch.id/)

Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)

Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)

Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)

Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)

Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)

Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.